Senin, 26 Desember 2011 | By: Ulla Tours and Training Institute

Krebet, Desa Wisata Batik Kayu

Picture14
    Sentra kerajinan batik kayu Krebet ter­letak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraknya sekitar 12 kilometer dari Kota Yogyakarta. Terdapat sekitar 40 sanggar batik kayu di Krebet. Meski berada di daerah perbukitan kapur Pajangan, Krebet cukup dikenal dan telah menjadi salah satu desa wisata unggulan di Bantul.
    Dusun Krebet ber­batasan dengan Desa Ba­ngunjiwa di sebelah utara. Di sebelah selatan berba­tasan dengan Dusun Kra­bolan Wetan dan Dusun Dadabong. Sedangkan di sebelah timur dan barat berbatasan Desa Guwosari serta wilayah Triwidadi.
    Untuk datang ke Desa Wisata Kerajinan Ba­tik Kayu Krebet, pengun­jung dapat melewati Jalan Kasongan-Bangunjiwo.
    Sebelum tahun 1975, sebagian besar pen­duduk Krebet bekerja sebagai petani tadah hujan. Sediaan air yang minim di pegunungan kapur serta tanah yang tandus, tidak memungkinkan warga menggarap sawah sepanjang tahun. Berkat keah­lian otodidak Mbah Gunjiar dalam mengolah kayu yang ditularkannya pada warga, kini warga Krebet memiliki alternatif pekerjaan, yaitu membuat ke­rajinan wayang klitik, topeng pentul, dan tembem yang digunakan penari geculan pada tari jathilan.
    Usaha kerajinan wayang klitik dan penthul-tembem semakin berkembang dari hari ke hari. Lama-lama, warga tidak bertani lagi dan beralih profesi sebagai pengrajin sepenuhnya.
Picture19    Saat ini, para pengrajin telah berhasil mengekspor ke­rajinan batik kayu dan produk kriya kayu lainnya. Beberapa orang diantaranya adalah Kemiskidi (Sanggar Peni), Wakijan (Sanggar WB Ukir), Suroto, Supardi (Sanggar Karya Mandiri), dan Sarjio. Salah satu faktor keberhasilan dalam mengekspor adalah berkat kerjasama para peng­rajin dengan pengusaha-pengusaha di Yogyakarta juga Bali.
    Bahan baku keraji­nan Krebet yaitu kayu sengon yang berasal dari Temanggung, Muntilan, dan Kulonprogo. Biasa­nya bahan kayu sengon dibuat topeng, wayang klitik, dakon, tempat tisu, tempat buah, aneka souvenir dan produk lainnya.
     Kini produk kriya kayu difinishing dengan teknik batik, sehingga produk kriya kayu dikenal sebagai batik kayu. Perkembangan usaha batik kayu berlangsung turun temurun dari generasi pendahulu ke generasi muda secara alamiah. Banyak anak-anak usia sekolah dasar yang sudah mahir membuat batik kayu.
    Saat ini, ada 40 sanggar yang produktif di Krebet. Tenaga kerja yang terserap sekitar 400 orang. Kini, lebih dari 205 KK di Dusun Krebet menggan­tungkan hidupnya dari usaha kerajinan.
     Salah satu sanggar yang tertua adalah Sang­gar Peni, milik Kemiskidi. Sanggar Peni didirikan oleh Kemiskidi pada tahun 1988. Kemiskidi juga merupakan Ketua Paguyuban Pengra­jin Batik Kayu di Krebet. Ada pun Sanggar Kayu Batik milik Mugiyono yang didirikan sejak tahun 2004. Sanggar tersebut mampu menyerap 30 pekerja dengan kapasitas produksi topeng 100 buah, wayang 100 buah, dan souvenir 200 buah per hari. Sanggar lainnya yang dipimpin oleh kreator muda Yulianto, mampu mem­buat souvenir kayu, gantungan kunci, topeng ber­frame, dengan kualitas ekspor ke Australia dan Singapura. Yulianto di­bantu oleh 8 pekerjanya.
    Batik kayu Linggar Jati milik Supriyanto mem­produksi 500 buah kerajinan per bulan, dibantu 5 orang pekerja. 95% kera­jinan tersebut untuk di­ekspor. Sanggar Nakulo milik Jiwanto berdiri sejak tahun 2005, mampu menyerap 2 orang pekerja. Mifta Handicraft milik Dalijo, berdiri sejak tahun 2000, mampu menyerap 15 orang pekerja. Bayu Aji Batik milik Dalimin, berdiri sejak tahun 2003, mampu menyerap 5 tenaga kerja. Produk Bayu Aji Batik sudah diekspor ke Panama, Brasil, Malaysia dan Cina. Ragil Handycraft milik Riyadi, berdiri sejak tahun 2001. Produk-produknya sudah di­eks­por ke Amerika, Spanyol, Perancis, dan Malaysia. Tenaga kerja yang terserap sekitar 25 orang. Sanggar Punokawan milik Anton Wahano, berdiri sejak tahun 1988. Anton berhasil mengeskspor produk kerajinan batik kayu ke Amerika, Spanyol, Perancis, dan Malaysia. Sanggar milik Anton mempekerjakan sekitar 20 orang pekerja. Hasta Aji Batik milik Wanaji, berdiri sejak tahun 2000, sanggarnya mampu me­nyerap 16 pekerja.
Picture1b     Pada tahun 2006, hampir seluruh sanggar kerajinan batik kayu beserta alat-alat produksinya hancur akibat gempa. Selama 2 tahun warga Kre­bet berusaha membangun kembali usahanya.
    Tanggal 14 Ok­tober 2000, warga merintis Desa Wisata Kerajinan Krebet. Kini, ada sekitar 40 home stay dengan daya tampung hingga 400 orang. Atraksi utama di Desa Wisata Krebet adalah belajar membuat batik kayu, dakon, topeng dan wayang klitik.



PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BATIK KAYU
Picture44
  1. Kayu diukir sesuai bentuk yang diinginkan, kemudian kayu tersebut dihaluskan menggunakan amplas.
  2. Setelah halus, kayu dibatik dengan lilin malam cair mengikuti pola.
  3. Kayu yang telah dibatik, kemudian dicelupkan ke dalam cairan pewarna.
  4. Setelah didiamkan beberapa menit, kayu dicelupkan ke dalam air mendidih untuk menghilangkan lilin malam.
  5. Terakhir, kayu dijemur hingga kering.

2 komentar:

abe mengatakan...

the power of creative class...it's awesomely awesome...

Unknown mengatakan...

kalau ingin belajar batik kayu apa da no. tlp. yang bisa dihubungi?

debi_eko@yahoo.com

Posting Komentar