Senin, 26 Desember 2011 | By: Ulla Tours and Training Institute

Patung Primitif dari Pucung Pendowoharjo

Picture1c
    Sentra kerajinan patung primitif terletak di Dusun Pucung, Desa Pendowoharjo, Kecama­tan Sewon, Bantul, Yogyakarta. Jarak Dusun Pucung dengan Pusat Kota Yogya hanya 7 kilometer atau 15 menit perjalanan menggunakan mobil.
    Warga Dusun Pucung telah memproduksi patung primitif sekitar 15 tahun yang lalu. Keah­lian memahat kayu didapatkan warga Pucung dari seniman besar, Bagong Kussudiardjo. Sedangkan, ide pembuatan patung primitif tercetus dari Ambar, seorang pengusaha mebeuler. Bentuk patung primitif sendiri terinspirasi oleh pahatan-pahatan patung dari berbagai suku, salah satunya Suku Asmat, Papua.
     Awalnya warga hanya membuat mebeul kayu biasa. Kemudian, datanglah Pak Ambar dengan mem­bawa desain patung primitif. Ternyata, hasil pahatan warga Pucung tidak mengecewakan. Lama kelamaan, banyak yang tertarik dan ingin membeli karya mereka.
Picture1d     Sebagian besar patung-patung karya warga Pucung dikirim ke Bali yang kemudian diekspor ke Amerika, Jepang, Timur Tengah dan Eropa.
     Industri patung primitif mengalami masa jaya pada tahun 1997 sampai sekitar tahun 2005. Pada masa itu, harga bahan baku kayu sedang murah. Jumlah pengusaha patung mencapai 40 lebih pada saat itu. Masing-masing pengusaha rata-rata mem­produksi 100 hingga 300 patung tiap bulannya.
    Tak hanya patung, warga pun memproduksi asbak, tempat lilin, tem­pat pulpen, tempat kartu nama, tempat cd bahkan lemari. Bahan baku yang dipakai adalah kayu ma­honi.
    Namun sayang, saat ini permintaan patung primitif mulai berkurang karena pasar yang mulai je­nuh dengan produk pa­tung primitif. Padahal, potensi pasar lokal masih belum tergali.
    Kini, hanya tersisa 3 galeri produk patung primitif, antara lain Maharani Primitive Ceramic dan Bayu Handicraft.





PROSES PEMBUATAN KERAJINAN PATUNG PRIMITIF
Picture1f
  1. Kayu digambar pola terlebih dahulu.
  2. Pola lalu dipotong menggu­nakan mesin.
  3. Potongan-potongan patung kemudian di­satu­kan dengan paku.
  4. Patung lalu dibakar hingga warnanya berubah menjadi coklat tua atau hitam.
  5. Selanjutnya patung direndam da­lam cairan lem lalu diamplas hingga permukaanya halus.

0 komentar:

Posting Komentar