Sentra kerajinan batik kayu Krebet terletak di Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jaraknya sekitar 12 kilometer dari Kota Yogyakarta. Terdapat sekitar 40 sanggar batik kayu di Krebet. Meski berada di daerah perbukitan kapur Pajangan, Krebet cukup dikenal dan telah menjadi salah satu desa wisata unggulan di Bantul.
Dusun Krebet berbatasan dengan Desa Bangunjiwa di sebelah utara. Di sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Krabolan Wetan dan Dusun Dadabong. Sedangkan di sebelah timur dan barat berbatasan Desa Guwosari serta wilayah Triwidadi.
Untuk datang ke Desa Wisata Kerajinan Batik Kayu Krebet, pengunjung dapat melewati Jalan Kasongan-Bangunjiwo.
Sebelum tahun 1975, sebagian besar penduduk Krebet bekerja sebagai petani tadah hujan. Sediaan air yang minim di pegunungan kapur serta tanah yang tandus, tidak memungkinkan warga menggarap sawah sepanjang tahun. Berkat keahlian otodidak Mbah Gunjiar dalam mengolah kayu yang ditularkannya pada warga, kini warga Krebet memiliki alternatif pekerjaan, yaitu membuat kerajinan wayang klitik, topeng pentul, dan tembem yang digunakan penari geculan pada tari jathilan.
Usaha kerajinan wayang klitik dan penthul-tembem semakin berkembang dari hari ke hari. Lama-lama, warga tidak bertani lagi dan beralih profesi sebagai pengrajin sepenuhnya.
Saat ini, para pengrajin telah berhasil mengekspor kerajinan batik kayu dan produk kriya kayu lainnya. Beberapa orang diantaranya adalah Kemiskidi (Sanggar Peni), Wakijan (Sanggar WB Ukir), Suroto, Supardi (Sanggar Karya Mandiri), dan Sarjio. Salah satu faktor keberhasilan dalam mengekspor adalah berkat kerjasama para pengrajin dengan pengusaha-pengusaha di Yogyakarta juga Bali.
Bahan baku kerajinan Krebet yaitu kayu sengon yang berasal dari Temanggung, Muntilan, dan Kulonprogo. Biasanya bahan kayu sengon dibuat topeng, wayang klitik, dakon, tempat tisu, tempat buah, aneka souvenir dan produk lainnya.
Kini produk kriya kayu difinishing dengan teknik batik, sehingga produk kriya kayu dikenal sebagai batik kayu. Perkembangan usaha batik kayu berlangsung turun temurun dari generasi pendahulu ke generasi muda secara alamiah. Banyak anak-anak usia sekolah dasar yang sudah mahir membuat batik kayu.
Saat ini, ada 40 sanggar yang produktif di Krebet. Tenaga kerja yang terserap sekitar 400 orang. Kini, lebih dari 205 KK di Dusun Krebet menggantungkan hidupnya dari usaha kerajinan.
Salah satu sanggar yang tertua adalah Sanggar Peni, milik Kemiskidi. Sanggar Peni didirikan oleh Kemiskidi pada tahun 1988. Kemiskidi juga merupakan Ketua Paguyuban Pengrajin Batik Kayu di Krebet. Ada pun Sanggar Kayu Batik milik Mugiyono yang didirikan sejak tahun 2004. Sanggar tersebut mampu menyerap 30 pekerja dengan kapasitas produksi topeng 100 buah, wayang 100 buah, dan souvenir 200 buah per hari. Sanggar lainnya yang dipimpin oleh kreator muda Yulianto, mampu membuat souvenir kayu, gantungan kunci, topeng berframe, dengan kualitas ekspor ke Australia dan Singapura. Yulianto dibantu oleh 8 pekerjanya.
Batik kayu Linggar Jati milik Supriyanto memproduksi 500 buah kerajinan per bulan, dibantu 5 orang pekerja. 95% kerajinan tersebut untuk diekspor. Sanggar Nakulo milik Jiwanto berdiri sejak tahun 2005, mampu menyerap 2 orang pekerja. Mifta Handicraft milik Dalijo, berdiri sejak tahun 2000, mampu menyerap 15 orang pekerja. Bayu Aji Batik milik Dalimin, berdiri sejak tahun 2003, mampu menyerap 5 tenaga kerja. Produk Bayu Aji Batik sudah diekspor ke Panama, Brasil, Malaysia dan Cina. Ragil Handycraft milik Riyadi, berdiri sejak tahun 2001. Produk-produknya sudah diekspor ke Amerika, Spanyol, Perancis, dan Malaysia. Tenaga kerja yang terserap sekitar 25 orang. Sanggar Punokawan milik Anton Wahano, berdiri sejak tahun 1988. Anton berhasil mengeskspor produk kerajinan batik kayu ke Amerika, Spanyol, Perancis, dan Malaysia. Sanggar milik Anton mempekerjakan sekitar 20 orang pekerja. Hasta Aji Batik milik Wanaji, berdiri sejak tahun 2000, sanggarnya mampu menyerap 16 pekerja.
Pada tahun 2006, hampir seluruh sanggar kerajinan batik kayu beserta alat-alat produksinya hancur akibat gempa. Selama 2 tahun warga Krebet berusaha membangun kembali usahanya.
Tanggal 14 Oktober 2000, warga merintis Desa Wisata Kerajinan Krebet. Kini, ada sekitar 40 home stay dengan daya tampung hingga 400 orang. Atraksi utama di Desa Wisata Krebet adalah belajar membuat batik kayu, dakon, topeng dan wayang klitik.
PROSES PEMBUATAN KERAJINAN BATIK KAYU
- Kayu diukir sesuai bentuk yang diinginkan, kemudian kayu tersebut dihaluskan menggunakan amplas.
- Setelah halus, kayu dibatik dengan lilin malam cair mengikuti pola.
- Kayu yang telah dibatik, kemudian dicelupkan ke dalam cairan pewarna.
- Setelah didiamkan beberapa menit, kayu dicelupkan ke dalam air mendidih untuk menghilangkan lilin malam.
- Terakhir, kayu dijemur hingga kering.
2 komentar:
the power of creative class...it's awesomely awesome...
kalau ingin belajar batik kayu apa da no. tlp. yang bisa dihubungi?
debi_eko@yahoo.com
Posting Komentar