Kamis, 24 November 2011 | By: Ulla Tours and Training Institute

Sentolo, Kerajinan Serat yang Memikat

     Sentra kerajinan serat Sentolo berada di Jalan Jogja-Wates Kilometer 17. Waktu yang ditempuh jika menggunakan mobil dari Kota Yogya hanya 30 menit lamanya.

    Kerajinan serat produksi Sentolo antara lain tas, topi, ko­tak seserahan, hingga pajangan rumah da­lam berane­ka model dan bentuk. Bahan serat yang digunakan yaitu serat agel, eceng gondok, pandan, dan akar wangi.

    Sejak tahun 1970, warga Desa Salamrejo, Kecama­tan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, sudah mulai memproduksi kerajinan serat. Namun, pada tahun tersebut hingga tahun 1980-an, kerajinan serat masih sulit dijual dipasaran. Maka, banyak diantara pengusaha kerajinan serat yang gulung tikar pada masa itu.

    Sampai akhirnya, pada tahun 1997 terjadi krisis mo­neter di Indonesia. Karena harga serat yang murah, pengusaha dan konsumen mulai memilih produk-produk berbahan serat.

    Salah satu tokoh yang menjadi faktor ke­berhasilan usaha kerajinan serat adalah Susmirah. Selama 30 tahun, ia bergelut dalam usaha ke­rajinan serat. Mulai dari menjadi pegawai di salah satu pengusaha serat, hingga sekarang ia menjadi pemilik usaha kerajinan serat terbesar di Sentolo.

     Mayoritas pekerja di industri kerajinan serat ada­lah remaja wanita dan ibu-ibu rumah tangga di Desa Salamrejo dan desa-desa tetangga. Sebagian besar pekerjaan menganyam dilakukan di rumah masing- masing. Pengusaha (pengepul) hanya mensubkan bahan baku ke para pengrajin, dengan system borongan. Setelah anyaman jadi, barulah produk tersebut diambil pengepul, kemudian di finishing (diberi hiasan pita dan bunga).

    Jumlah pengepul di Sentolo saat ini sekitar 13 orang. Beberapa diantaranya telah mengekspor produk kerajinan serat ke luar negeri, seperti ke Jepang dan Korea. Setiap minggu, masing-masing pengepul memproduksi sedikitnya 100 tas. Seba­gian besar tas merupa­kan pesanan dari Bali. Ada pula bebe­rapa tas pesanan dari Yogya dan sekitarnya. Sisa tas biasa­nya mereka pajang di kios (show room) mereka masing-masing.

    Saat ini, ratusan warga Sentolo mempro­duksi ke­rajinan serat. Namun, menjadi pengrajin anyaman serat bukan profesi utama warga desa, melainkan hanya pekerjaan sambilan. Pekerjaan utama me­reka mayoritas adalah petani.


Kasongan, Sentra Gerabah Terbesar DIY

 
    Sentra kerajinan gerabah “Kasongan” ter­letak di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta. Jarak antara Kasongan dan Kota Yogya hanya 8 kilometer (15-20 menit waktu tempuh menggunakan mobil).

    Kerajinan gerabah telah di­tekuni oleh warga Kasongan sejak tahun 1675. Kerajinan gerabah dipilih karena sawah di Kasongan banyak mengan­dung tanah liat atau biasa disebut lem­pung. Awalnya, sebagian besar warga ber­profesi sebagai petani. Me­reka menyadari sawahnya mengandung lempung saat mereka membersih­kan sisa-sisa tanah yang me­nempel dikaki seusai bertani. Saat dikepal-kepal, ter­nyata tanah ini mudah dibentuk dan tak mudah retak. Lempung ke­mudian dipakai untuk mem­buat bermacam peralatan dapur, seperti coet atau cobek, mangkuk, anglo dan tungku. Selain itu, dahulu lempung juga digunakan anak-anak untuk bermain.


     Secara turun temurun, keahlian membuat ge­rabah diajarkan oleh generasi pendiri pada generasi penerus.

    Sekitar tahun 1875, selain untuk peralatan dapur, kerajinan gerabah berkembang fungsinya men­jadi hiasan rumah dalam berbagai bentuk, seperti guci dan vas bunga, tiruan buah-buahan juga tiruan aneka kepala binatang. Hingga saat ini, kerajinan gerabah kasongan terus berkembang bentuknya. Ada meja-kursi, hiasan genteng, dan lain-lain.

    Teknik yang digunakan dalam membuat ge­rabah antara lain teknik putar dan cetak. Produk gerabah yang memakai teknik putar seperti anglo, tungku, guci, vas, dan lain-lain. Sedangkan produk gerabah yang dicetak yaitu aneka bentuk patung.

    Umumnya, para wanita di Kasongan bertu­gas mem­­bentuk tanah liat menjadi produk men­tah. Sedangkan, para lelaki bertugas menjemur, mem­bakar hingga finishing.

    Pada tahun 1971, seorang seniman Yogya, Sapto Hudoyo, membina pengrajin gerabah dalam mengkreasikan gerabah men­jadi kerajinan yang bernilai seni. Pembinaan ini membuahkan kreasi gerabah yang unik dan tidak monoton seperti sebelumnya. Nilai jualnya juga menjadi lebih tinggi.

    Jumlah pengrajin yang semula hanya 4 orang, kini berkembang menjadi ribuan orang. Pertam­bahan jumlah pengrajin pun semakin meningkat sejak di­bangunnya jalan dan jembatan oleh pe­merintah, sekitar tahun 1970. Pengrajin gerabah jadi lebih mudah me­masarkan produknya, pem­beli pun mulai data­ng langsung ke Kasongan.

    Seiring banyaknya pembeli yang datang, show room kerajinan pun banyak bermunculan. Tak hanya gerabah, kerajinan lain seperti patung, tas, anyaman bambu, dan rangkaian bunga kering, yang berasal dari bantul bahkan klaten, terpajang di toko-toko di sepanjang jalan Kasongan. 

    Saat ini, ada sekitar 50 orang penge­pul (pengusaha) gera­bah kelas menengah, dengan sis­tem kerja borongan. Tiap pengepul rata-rata mempe­kerja­kan 6-15 orang peng­rajin. Selain itu, ada pula 4 orang pengusaha besar, yang mempekerjakan 50-100 pengrajin.

   Pengrajin sisanya membuka usaha masing-masing (perorangan), tanpa mempekerja­kan tenaga lain dan hanya memproduksi gerabah dalam skala kecil. Selain menyerap pengrajin di Kasongan dan desa sekitarnya, usaha kerajinan gerabah ini pun menyedot pengrajin dari luar kota, seper­ti Brebes.

    Tiap tahunnya (dari tahun 2008-sekarang), 40 kon­tainer gerabah kasongan di kirim ke luar negeri, antara lain Malaysia, Singapura, Amerika, Jepang, Korea, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya. Sekitar tahun 1990an, permintaan ekspor gerabah pernah mencapai 2x lipat dari sekarang. Namun pesanan mulai menurun pada tahun 1997 akibat krisis moneter, dan sempat lumpuh total saat gempa bumi di tahun 2006.
Rabu, 16 November 2011 | By: Ulla Tours and Training Institute

Kerajinan Kayu

Asbak / tempat kartu nama Primitif
Kode : J.001
Harga : Rp. 15.000
Bahan : Kayu Mahoni
Order : 085221483216 / 085722034110 


Anting
Kode : J.018
Harga : Rp. 12.500

Gelang
Kode : J.019
Harga : Rp. 7.500

Kalung
Kode : J.020
Harga : Rp. 20.000

Cermin
Kode : J.021
Harga : Rp. 10.000

 Bahan : Kayu Sengon
Order : 085221483216 / 085722034110

Topeng  Bobung
Kode : J.024
Harga : Rp. 60.000
Order : 085221483216 / 085722034110

Topeng  Krebet Besar

Kode : J.022
Harga : Rp. 20.000

Topeng  Krebet Kecil

Kode : J.023
Harga : Rp. 15.000
Order : 085221483216 / 085722034110


Miniatur  Perahu

Kode : J.027
Harga : Rp. 20.000
 Order : 085221483216 / 085722034110


 
Miniatur  Mobil PW

Kode : J.026
Harga : Rp. 10.000
 Order : 085221483216 / 085722034110







Kamis, 03 November 2011 | By: Ulla Tours and Training Institute

Kerajinan Serat

Kode : J.004
Warna : Merah
Ukuran : 31 x 21 cm
Bahan : Agel
Harga : Rp. 40.000
Order : 085221483216 / 085722034110

Kode : J.003
Warna : Coklat
Ukuran : 32 x 22 cm
Bahan : Agel
Harga : Rp. 40.000
Order : 085221483216 / 085722034110

Kode : J.042
Warna : Coklat
Ukuran : 35 x 20 cm
Bahan : Agel
Harga : Rp. 40.000
Order : 085221483216 / 085722034110

Kode : J.002
Warna : Hijau
Ukuran : 27 x 16 cm
Bahan : Agel
Harga : Rp. 25.000
Order : 085221483216 / 085722034110

Kode : J.002
Warna : Coklat
Ukuran : 27 x 16 cm
Bahan : Agel
Harga : Rp. 25.000
Order : 085221483216 / 085722034110
Kode : J.005
Warna : Coklat
Bahan : Pandan
Harga : Rp. 60.000
Order : 085221483216 / 085722034110
Selasa, 01 November 2011 | By: Ulla Tours and Training Institute

Keunggulan Village Industrial Product

Keajaiban menggunakan Village Industrial Product (VIP) :
1. Menyelamatkan lingkungan hidup,
2. Menanggulangi pengangguran,
3. Mengangkat harkat dan martabat bangsa