Sentra kerajinan serat Sentolo berada di Jalan Jogja-Wates Kilometer 17. Waktu yang ditempuh jika menggunakan mobil dari Kota Yogya hanya 30 menit lamanya.
Kerajinan serat produksi Sentolo antara lain tas, topi, kotak seserahan, hingga pajangan rumah dalam beraneka model dan bentuk. Bahan serat yang digunakan yaitu serat agel, eceng gondok, pandan, dan akar wangi.
Sejak tahun 1970, warga Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulonprogo, sudah mulai memproduksi kerajinan serat. Namun, pada tahun tersebut hingga tahun 1980-an, kerajinan serat masih sulit dijual dipasaran. Maka, banyak diantara pengusaha kerajinan serat yang gulung tikar pada masa itu.
Sampai akhirnya, pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di Indonesia. Karena harga serat yang murah, pengusaha dan konsumen mulai memilih produk-produk berbahan serat.
Salah satu tokoh yang menjadi faktor keberhasilan usaha kerajinan serat adalah Susmirah. Selama 30 tahun, ia bergelut dalam usaha kerajinan serat. Mulai dari menjadi pegawai di salah satu pengusaha serat, hingga sekarang ia menjadi pemilik usaha kerajinan serat terbesar di Sentolo.
Mayoritas pekerja di industri kerajinan serat adalah remaja wanita dan ibu-ibu rumah tangga di Desa Salamrejo dan desa-desa tetangga. Sebagian besar pekerjaan menganyam dilakukan di rumah masing- masing. Pengusaha (pengepul) hanya mensubkan bahan baku ke para pengrajin, dengan system borongan. Setelah anyaman jadi, barulah produk tersebut diambil pengepul, kemudian di finishing (diberi hiasan pita dan bunga).
Jumlah pengepul di Sentolo saat ini sekitar 13 orang. Beberapa diantaranya telah mengekspor produk kerajinan serat ke luar negeri, seperti ke Jepang dan Korea. Setiap minggu, masing-masing pengepul memproduksi sedikitnya 100 tas. Sebagian besar tas merupakan pesanan dari Bali. Ada pula beberapa tas pesanan dari Yogya dan sekitarnya. Sisa tas biasanya mereka pajang di kios (show room) mereka masing-masing.
Saat ini, ratusan warga Sentolo memproduksi kerajinan serat. Namun, menjadi pengrajin anyaman serat bukan profesi utama warga desa, melainkan hanya pekerjaan sambilan. Pekerjaan utama mereka mayoritas adalah petani.